NEWSPEDIA.ID – Untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik (“EVs”) di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mendirikan Bengkel Konversi untuk perakitan sepeda motor listrik sebagai bagian dari Science Techno Park (STP) Automotive ITS. Bengkel ini resmi beroperasi penuh pada tahun 2022 dan cakupannya telah berkembang dari sekedar konversi dan pengujian hingga mencakup produksi.
Seperti yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Bambang Sudarmanta ST MT, Manajer STP Automotive ITS, bengkel konversi merupakan salah satu dukungan ITS untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik di masyarakat. Jelas bahwa kegiatan akselerasi ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi emisi karbon dioksida di lingkungan sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Guna mewujudkan percepatan tersebut, selain dengan membeli kendaraan listrik baru, bengkel konversi ini hadir sebagai alternatif lain bagi masyarakat. “Bengkel ini memfasilitasi pengubahan kendaraan dengan penggerak mesin pembakaran dalam menjadi penggerak motor listrik,” papar dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.
Bambang menjelaskan, sebelumnya setiap bengkel konversi masih harus mengirimkan hasil konversinya ke balai uji milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk pengujian. Hal ini menyebabkan biaya yang dibutuhkan dalam konversi menjadi sangat besar. Hingga akhirnya pada tahun 2023 terdapat perubahan peraturan yang mengklasifikasikan bengkel konversi menjadi tipe A dan tipe B.
Bengkel konversi tipe A merupakan bengkel yang memiliki izin untuk melakukan konversi kendaraan, mengajukan uji per tipe, dan melakukan pengendalian kualitas sendiri setelah memperoleh sertifikat uji tipe. Sedangkan bengkel konversi tipe B hanya memiliki izin untuk melakukan konversi dan mengajukan uji per unit kendaraan. “Dengan adanya revisi ini, bengkel konversi yang sudah ada sebelumnya otomatis akan masuk sebagai tipe B,” ujar Bambang.

Agar dapat menjadi bengkel konversi tipe A, ITS telah menyiapkan dan mengembangkan bengkelnya agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Seperti penambahan ruang dan tata letak untuk desain, simulasi, produksi, dan pengujian teknis, peningkatan sumber daya manusia (SDM), hingga peningkatan fasilitas. Selain itu, STP Otomotif ITS juga mengembangkan media komunikasi seperti website dan media sosia sebagai sarana promosi dan layanan pelanggan.
Lebih lanjut, profesor yang menempuh pendidikan S1 hingga S3 di ITS ini menerangkan bahwa kini bengkel konversi tersebut sedang dalam proses pengajuan sertifikasi. Ia mengungkapkan, tahap verifikasi telah berhasil dilalui dan akan memasuki tahap visitasi pada awal 2025. “Jika telah tersertifikasi maka kita bisa melakukan uji untuk roda dua, tiga, empat, atau seterusnya,” terangnya.
Hingga kini, Bengkel Konversi STP Otomotif ITS telah berhasil mengonversi beberapa kendaraan. Di antaranya adalah Yamaha Vixion, Honda CB 150, Yamaha Scorpio, Honda Beat Fi, Yamaha NMax, dan masih banyak lagi. Bahkan tidak hanya konversi, bengkel ini juga memproduksi beberapa produk custom, seperti E-Trail, E-Scrambler, Roda 3 Sampah EV, hingga i-Car ITS. “Produksi custom ini maksudnya kita membuat produk tersebut dari nol,” jelas Bambang lagi.
Ia berharap agar pengembangan Bengkel Konversi STP Otomotif ITS ini dapat menguatkan ekosistem ITS dalam mendukung penggunaan kendaraan listrik. Selain itu, bengkel ini juga diharapkan agar dapat menjadi wadah pembelajaran bagi para mahasiswa. “Sehingga saat lulus nanti mereka sudah memiliki kemampuan yang cukup tinggi,” harapnya.(hp)