NEWSPEDIA.ID – Platform bisnis kreatif FAB Indonesia dan MRA Media telah bekerja sama untuk meluncurkan joint venture Foniks, agensi ‘trendvertsing’ pertama di Indonesia. Dipimpin oleh selebriti dan trendsetter terkemuka tanah air, Iwet Ramadhan, dengan insan kreatif periklanan ternama, Yogi Prada, Foniks dicetuskan menjadi agensi kreatif untuk kebutuhan brand masa kini, dengan keahliannya mengaplikasikan tren populer dalam strategi pemasaran yang efektif.
“Sebagai joint venture dari dua perusahaan besar yang bergelut di bidang kreatif dan media seperti FAB dan MRA, pemahaman dan penerapan tren dalam strategi pemasaran bukan lagi hal asing bagi kami,” sebut Iwet, yang menjabat Managing Director dari Foniks. Operasional sejak tahun lalu, agensi baru yang berbasis di Jakarta ini telah bekerjasama dengan klien-klien ternama seperti P&G, Uniqlo, Bvlgari, Betadine, Klarens, Philips Smart Lighting, dan TipTip.
Istilah ‘trendvertsing’ yang diciptakan oleh Iwet dan Yogi ini bukan hanya meleburkan dua dunia dari mana keduanya berasal, media dan periklanan, namun juga menjadi unique selling point yang membedakan Foniks dari biro-biro iklan lain pada umumnya.
“Dengan memanfaatkan tren-tren masa kini dan melibatkan penggiat beserta pengikutnya, kami di Foniks dapat membantu klien untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan autentik dengan konsumen,” tutur Yogi, selaku Creative Business Director. Hal ini dicontohkannya dengan pengaplikasian influencer marketing, sebuah strategi yang telah menjadi tren di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.
Benar saja, dalam sebuah studi yang dilakukan awal tahun ini oleh situs INSG, ditemukan bahwa brand-brand di Indonesia yang menginvestasikan lebih dari 30% anggaran pemasaran mereka untuk influencer marketing telah meningkat sebesar 19%, dari 10% di tahun 2020 menjadi 29% di tahun 2022.
Selain itu, ekosistem Foniks juga dilengkapi oleh keahlian-keahlian lain seperti hubungan masyarakat, komunitas, produksi, dan teknologi. “Dengan maraknya transformasi dalam bidang komunikasi dan kreatif, kami di Foniks menyadari pentingnya untuk mengintegrasikan faktor-faktor ini dalam menciptakan suatu strategi iklan yang everlasting,” tutur Iwet.
Memulai karirnya sebagai penyiar, Iwet kerap dikenal sebagai pencipta tren dengan mempopulerkan slogan-slogan unik seperti “Cyiin” pada tahun 2007; sebuah kata sapaan yang diciptakan oleh penulis Albertine Endah, yang kemudian diperkenalkan oleh Iwet dan rekan penyiarnya pada saat itu, Melaney Ricardo, kepada masyarakat melalui program “Drive and Jive” di Hard Rock FM Jakarta. Contoh lain adalah hashtag bertajuk “#NextLevelBatik” pada tahun 2020; sebuah social campaign yang diprakarsai oleh Iwet yang bertujuan untuk mempromosikan penggunaan batik Indonesia dalam berpakaian sehari-hari, yang mendapatkan perhatian besar dari masyarakat dengan dukungan dari tokoh-tokoh terkenal seperti Najwa Shihab, Dian Sastrowardoyo dan Axton Salim, sehingga menghasilkan lebih dari 14 500+ postingan (dan masih terus bertambah) di media sosial Instagram.
“Sebagian besar dari apa yang kami tawarkan di Foniks adalah berkat jaringannya yang luas dan wawasannya di berbagai bidang, yang pada akhirnya menjadi pendorong di balik operasi kreatif kami, sebuah keunggulan yang sama sekali belum pernah terdengar di industri ini,” kata Yogi dengan bangga tentang mitranya.
Sudah bergelut di industri periklanan lebih dari satu dekade, Yogi telah bekerja dengan berbagai brand besar seperti McDonalds, Pizza Hut, Mercedes Benz, Nestle, Coca-Cola, Telkomsel, dan Samsung. Sebelum memimpin Foniks, Yogi menjabat sebagai Creative Director di What If Asia (juga bagian dari FAB Indonesia), dan sebelumnya di Publicis Groupe, dan Leo Burnett.(hp)
keterangan Leaders of Foniks Iwet-Ramadhan (kiri) dan Yogi Prada.(istimewa)