NEWSPEDIA.ID – Talenta digital terbaik harus dicari dan diasah seiring terus berkembangnya teknologi butuh kecakapan digital mumpuni. Dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) terus memperkuat program-program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, termasuk IDCamp dan SheHacks, yang memperluas inklusi dan kesetaraan digital dan gender mencari talenta digital terbaik di seluruh Indonesia.
Menjawab tingginya kebutuhan talenta digital di Indonesia IDCamp 2023 hadirkan dua kelas baru. Indosat meluncurkan IDCamp 2023 dengan dua kelas baru dan program untuk para alumninya. Kedua kelas tersebut menjawab tingginya kebutuhan talenta digital Indonesia dengan keahlian data science dan cybersecurity.
Indonesia baru mampu menghasilkan sekitar 100-200 ribu talenta digital per tahun. Angka ini masih tergolong sedikit jika mengacu pada data tentang pemenuhan kebutuhan 9 juta talenta digital pada 2030 dengan rata-rata kebutuhan 600 ribu talenta pertahunnya.
Sejak tahun 2019 hingga 2022, IDCamp telah memberikan pelatihan kepada 182.513 peserta di antaranya 37.224 developer perempuan dan 2.200 developer penyandang disabilitas. Hingga kini, terdapat sebanyak 1.391 developer yang telah terjun ke industri terkait dan juga ada sebanyak 578 guru yang telah merasakan manfaat dari program tersebut.
Presdir IOH Vikram Sinha mengatakan Indosat terus berkomitmen memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia lewat program IDCamp. Tahun ini, kelas baru yang sesuai dengan kebutuhan dan tren telah ditambahkan termasuk program alumni untuk memberikan manfaat lebih kepada 180 ribu peserta IDCamp sebelumnya.
“Kami yakin IDCamp mampu mendorong lahirnya generasi muda digital berbakat yang mampu bersaing secara global dan mengatasi berbagai tantangan sertaberkontribusi pada pertumbuhanekonomi digital Indonesia.”
Ditanya apa untungnya buat IOH, Vikram Sinha mengatakan secara langsung tidak ada karena peserta program tidak terikat apapun dengan Indosat. Peserta setelah lulus, bisa dengan bebas memilih perusahaan yang membutuhkan dan tujuan besarnya untuk Indonesia.
“Program IDCamp ini merupakan bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Indosat pada pilar Pendidikan Digital. Melalui program ini, Indosat memiliki tujuan menghasilkan ribuan talenta digital yang telah tersertifikasi dari IDCamp serta dapat membuka peluang kerja bagi mereka di masa depan. Langkah ini merupakan dukungan untuk pemerintah dalam merealisasikan inklusivitas di bidang pendidikan digital bagi masyarakat Indonesia.”
Tahun ini, IDCamp 2023 memiliki delapan alur pembelajaran, yakni Developer untuk Android,Front-End Web, Machine Learning, Back-End, Multiplatform App,React, DevOps Engineer, serta Data Scientist. Program ini membutuhkan waktu penyelesaian studi sekitar 3-4 bulan lamanya.
Seluruh alur pembelajaran akan dimulai dari tingkat dasar (basic) dan pemula (beginner), menengah (intermediate), hingga profesional (expert). Selain itu IDCamp juga menyediakan kelas Cybersecurity yang akan dibuka pada bulan November 2023 mendatang.
Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf Yuana Rochma Astuti mengatakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah mengubah pola bekerja, interaksi dan berkreasi sejumlah masyarakat di Indonesia.
“Karena perubahan ini mengubah ekonomi kreatif dan pendidikan coding menjadi landasan yang sangat penting,” ucapnya.
Menurut dia, hal tersebut bukan hanya belajar bahasa pemrograman tapi juga merupakan alat membangun keterampilan kritis seperti pemecahan masalah, pemikiran kreatif dan koordinasi.
“Dengan pendidikan coding, kita dapat membantu menciptakan generasi yang bisa menghadapi tantangan masa depan, dalam mengembangkan ekonomi kreatif yang kuat, terutama memenuhi kebutuhan talenta digital kita yang mencapai 9 juta orang sampai 2030,” ujarnya.
Sementara Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam, mengatakan “Kami mengapresiasi upaya Indosat lewat IDCamp dalam memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia untuk menjadi bekal dalam meningkatkan kapasitas talenta mereka di era digital. Berdasarkan hasil riset, Indonesia tercatat memiliki nilai ekonomi digital sebesar Rp1.408 triliun pada 2022. Nilai ini diperkirakan melonjak menjadi Rp3.216 triliun pada 2027.”
Perkuat Infrastruktur ICT, Indosat Gandeng 50 Perguruan Tinggi di Wilayah Timur
Indosat atau IOH), melalui lini bisnis Indosat Business, berkolaborasi dengan kurang lebih 50 Perguruan Tinggi di wilayah timur Indonesia untuk mempercepat pemerataan transformasi digital di sektor pendidikan pendidikan lewat solusi Information and Communication Technology (ICT) serta layanan digital yang komprehensif.
Indosat Business mendukung institusi Pendidikan pada berbagai aspek, mulai dari konektivitas untuk mahasiswa dan kampus, media pembelajaran online/hybrid, perangkat pembelajaran (smart meeting room dan managed device laptop), infrastruktur IT kampus (SDWAN, Data Center, Security, Cloud), hingga solusi untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa (pelatihan data analytics, private network, dan IoT).
Muhammad Danny Buldansyah, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, mengatakan “Teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan primer dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Kami berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital di lingkungan Perguruan Tinggi dengan berlandaskan 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah dicanangkan oleh pemerintah”.
Ia menambahkan, Indosat Business juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa kampus ternama di wilayah Jawa Timur, seperti Universitas Airlangga, Universitas Negeri Malang, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Malang, dan Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu, layanan Indosat Business juga telah diadopsi oleh beberapa Perguruan Tinggi di wilayah lain di timur Indonesia, seperti Universitas Sam Ratulangi di Manado, Universitas Hasanuddin di Makassar, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram di Lombok, dan Universitas Tanjungpura di Pontianak.
Salah satu contoh kolaborasi sukses dalam percepatan transformasi digital sektor pendidikan di wilayah timur Indonesia adalah dengan Universitas Halu Oleo di Kendari, Sulawesi Tenggara. Indosat Business menyediakan paket langganan konektivitas serta infrastruktur digital di kampus untuk mendukung visi Universitas Halu Oleo sebagai Perguruan Tinggi kelas dunia.
VP Head of East Regional B2B Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Sigit Pramudyantoro menambahkan hal tersebut merupakan bentuk transformasi tantangan untuk edukasi yang ada di Indonesia, terutama di wilayah kerjanya yakni Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
“Di Jatim kami sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, tidak banyak, tetapi perguruan tinggi yang besar, contohnya di Surabaya ada ITS, Unair, UPN dan Unusa, jika di Malang ada UB, Polinema, UM serta UMM,” ucapnya.
Delapan program IKU tersebut, lanjutnya, manfaatnya ialah dapat mendukung kualitas lulusan, kurikulum dan tidak lupa peningkatan dari dosen atau pengajar.
“Kami di Indosat Business punya peran di semuanya, IKU pertama, lulusan dapat pekerjaan yang layak. Mereka akan dibekali dengan soft skill dan hard skill. IKU Kedua, mahasiswa mendapat pengalaman kerja di luar kampus seperti magang, project desa, mengajar dan lain-lain,” ujarnya.
Selanjutnya, IKU ketiga, yakni mendukung dosen atau pengajar berkegiatan di luar ilmu mencari pengalaman di industri.
“IKU keempat, dari pihak kami yang tergolong praktisi akan mengajar di salah satu kampus yang telah bekerja sama dengan kami, jadi akan mendapat wawasan baru dengan hadirnya seorang praktisi,” katanya.
Kemudian, kata dia, IKU kelima ialah apa yang menjadi hasil kerja seorang dosen dapat digunakan masyarakat umum agar kebermanfataannya dapat dirasakan.
“Jika di IKU keenam, kami akan menawarkan program studi yang bekerja sama dengan mitra kelas dunia, seperti Google melalui daring maupun luring,” tuturnya.
Setelah itu, IKU ketujuh, kata Sigit, menciptakan kelas yang kolaboratif dan partisipatif dengan sejumlah perusahaan digital ataupun membuat jaringan 5G.
“IKU kedelapan, program studi yang ditawarkan saat ini sudah berstandar internasional dan kerja sama yang dilakukan rata-rata tiga tahun. Pertama melakukan MoU, lalu melakukan perjanjian kerja sama atau action-nya,” ujar Sigit.
Ia menjelaskan dari hal tersebut di segmen pendidikan telah berkontribusi sebesar 30 persen terhadap revenue Indosat Business di wilayah East yang mencakup Jateng, Jatim, Bali, Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
“Untuk kontribusi tahun ini, kami memprediksi tidak banyak bergeser seperti tahun lalu, yakni tetap di 30- 40 persen untuk revenue di wilayah East,” ucapnya.
Sementara itu, layanan yang disediakan bagi lembaga pendidikan yang ingin bekerja sama di antaranya Connectivity antarlembaga, security internet, Access Point, Server hingga aplikasi.
“Perguruan tinggi yang sudah memakai aplikasi dari kami itu Unusa, mereka memakai aplikasi dari kami dengan nama e-Sorogan, yaitu aplikasi untuk hafalan seperti yang ada di pesantren, tapi ini kami jadikan digital,” ujar Sigit.
Munculnya Talenta Digital dan Konten Kreator di Daerah
Siapa yang tidak bawa smartphone android saat ini. Hampir semua masyarakat desa sudah pegang smartphone untuk komunikasi dengan sesama, untuk berjualan dan kegiatan pendukung eksistensi lainnya seperti punya media social seperti FB, IG dan sejenisnya.
Makin mudahnya masyarakat memiliki smartphone android tidak lepas dari dukungan jaringan infrastruktur seluler yang memadai. Sehingga akses komunikasi menjadi lancar, tidak ada buffer karena dukungan jaringan 4G plus, seperti yang dilakukan Indosat Ooreedo yang menambah banyak sites 4G plus di wilayah Kabupaten Jember, Bondowoso dan Banyuwangi.
Dan keberadaan jaringan 4G plus di wilayah ini tumbuh suburnya jual beli online, banyaknya entrepreneur muncul kala pandemi memanfaatkan teknologi untuk menjual produknya serta digitalisasi pengurusan dokumen skala desa yang kini sedang dirintis oleh Pemkab Jember dengan konsep smart village.
Bahkan di Bondowoso ada kampung digital, dimana di desa tersebut banyak bermunculan para konten kreator yang dishare di Youtube, IG, Tik Tok dan platform Medos lainnya. Imam Januar, warga Dusun Posong, Desa Tapen, Kecamatan Tapen merupakan sosok penggerak kampung YouTuber. Banyak pemuda yang dulunya penganguran, kini bisa mendapatkan pemasukan dari platform tersebut.
Salah satu aplikator yang kini dimanfaatkan yakni aplikasi desaqu platform memudahkan pelayanan administrasi desa yang terintegrasi. Aplikasi ini merupakan buatan CEO PT. Samudera Desa Mandiri, Miftah K. Fahmi, MBA warga asal Kecamatan Wuluhan Jember.
Miftah menuturkan, aplikasi ini dibuat berkat keinginan Bupati Hendy Siswanto dengan tagline dari aplikasi Desaqu “Cara mudah mengurus dokumen di desamu”. Aplikasi ini menawarkan beragam fitur, seperti database penduduk, pengurusan dokumen secara online, forum warga, hingga lapak desa.
Selain itu, Miftah menambahkan, fitur yang ditawarkan ini bisa dikurangi maupun ditambahi, tergantung permintaan pemerintah setempat.
“Misal ada warga desa di Jember yang kuliah Universitas Indonesia di Jakarta yang membutuhkan surat keterangan tidak mampu. Maka lewat aplikasi ini bisa langsung diurus dan dicetak,” jelas Miftah yang kembali ke Desa kembangkan aplikasi layanan berbasis teknologi dari pemuda asal Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan.
Aplikasi tersebut dapat mempermudah masyarakat memproses administrasi desa. “Jadi, membantu proses pengurusan administrasi di desa, termasuk warga desa yang tinggal di luar kota ataupun luar negeri,” jelasnya.
Lewat aplikasi tersebut, desa juga bisa memiliki data digital yang tepat. Termasuk menginventarisasi penduduk yang usianya masuk 17 tahun sebagai syarat memiliki suara di pemilu atau KTP.
“Bantuan kemiskinan juga terdata. Jadi semua data terintegrasi dan mudah diaplikasikan juga diakses oleh semua masyarakat. Konsep ini bisa diterapkan di semua desa di Kabupaten Jember,” tuturnya.
Jaringan kuat Indosat Ooreedo juga dirasakan Khoiriyah, pemiik kedai Mak Iing yang jualan off dan online di wilayah Kencong, Kecamatan Kencong, kota di pinggir pantai Paseba, sekitar 40 km barat dari Kota Jember.
“Konsep jualannya sangat sederhana dengan mengandalkan media social Facebook dan Instagram. Jadi beberapa item menu baru ataupun lama secara regular saya share ke FB dan IG. Bagi peminat yang mau order, tinggal DM ataupun menghubungi lagsung ke nomor WA,” jelas Iir.
Sementara SVP-Head of RegionEast Java & Bali Nusra, Soejato Prasetya, “Jaringan Indosat Ooredoo siap melayani kebutuhan telekomunikasi pelanggan mulai dari ibadah hingga belajar online melalui peningkatakan performansi jaringan dengan menambahkan sites baru di wilayah Jember dan sekitarnya, memperbaiki kualitas, dan meningkatkan kapasitas layanan data.”
Soejanto Prasetya menegaskan “Kami yakin bahwa pengembangan jaringan 4G kami yang berkelanjutan, bersama dengan model operasi digital canggih yang kami mulai awal tahun ini di Network Operation Center (NOC) dan Customer Engagement Management (CEM) kami, akan memastikan bahwa pelanggan kami mendapatkan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan.”
Indosat Ooredoo telah menambah sites 4G pada beberapa area di wilayah Jember, Banyuwangi dan sekitarnya. Layanan Voice over LTE (VoLTE) kami sekarang tersedia secara nasional, yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan panggilan suara di jaringan 4G kami, dengan kualitas suara yang superior, tanpa mengganggu konektivitas data yang sedang berjalan. (Hary Prasodjo)