NEWSPEDIA.ID – Mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah berhasil merancang sebuah kasur cerdas inovatif yang dapat mendeteksi gangguan tidur serius, seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA), tanpa memerlukan koneksi kabel yang rumit. Alat yang diberi nama I-Sleep ini diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih praktis dan nyaman bagi pasien OSA.
Rima Amalia, salah satu anggota tim pengembang alat yang mereka sebut “Slumber Squad,” mengungkapkan bahwa I-Sleep hadir sebagai alternatif yang lebih efisien dalam mengatasi masalah penggunaan alat deteksi OSA yang rumit dan berisiko. Masalah utama terletak pada penggunaan puluhan kabel yang sering menyebabkan iritasi dan ketidaknyamanan pada pasien. Dengan I-Sleep, pasien hanya perlu tidur di atas kasur cerdas ini tanpa perlu terhubung dengan kabel-kabel yang rumit.
Alat I-Sleep dapat mendeteksi OSA secara non-kontak dengan memanfaatkan kain konduktif yang telah terintegrasi dengan machine learning. Kain tersebut dilengkapi dengan elektroda positif dan negatif yang terpasang secara horizontal di permukaan kasur. Selama pasien tidur, aktivitas jantung akan direkam oleh elektroda ini, dan jika terdeteksi kondisi yang tidak normal atau keganjalan pada tubuh pasien, sinyal akan segera diproses oleh machine learning. Proses ini mencakup analisis mendalam dengan tiga parameter, yaitu time domain, frequency domain, dan non-linear, yang mengukur interval waktu denyut jantung, frekuensi, dan pola ketidakteraturan detak jantung.
Dengan tingkat akurasi deteksi sebesar 92 persen, I-Sleep berhasil meraih juara dua dalam ajang Gemastik XVI tahun 2023 kategori Piranti Cerdas, Sistem Benam, dan Internet of Things (IoT). Kelebihan alat ini tidak hanya terletak pada akurasi tinggi, tetapi juga keamanan penggunaan jangka panjang dan biaya produksi yang terjangkau.
Rima Amalia berharap agar I-Sleep dapat segera diproduksi secara massal dan menjadi berguna bagi pasien serta rumah sakit di Indonesia. Selain untuk OSA, alat ini juga memiliki potensi untuk mendeteksi berbagai penyakit lain di dunia kesehatan jika dikembangkan lebih lanjut.(pras)
keterangan foto Uji coba I-Sleep ketika digunakan pada pasien Sleep Apnea (dok ITS)