JAKARTA – Pemerintah melalui Satgas Pengendalian Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) menegaskan, jangan sampai ada pihak-pihak yang sengaja mengambil keuntungan pribadi terkait penanganan PMK. Seperti memanfaatkan ketidaktahuan para peternak, menakut-nakuti peternak, dengan tujuan membeli ternak dengan harga murah.
Hal itu diungkap oleh Prof. Wiku Adisasmito yang menjabat Koordinator Tim Pakar dan Penanganan PMK, Satgas di daerah akan selalu melakukan pengawasan terhadap seluruh proses penanganan PMK.
“Kami memohon kepada Satgas Pengendalian PMK di daerah, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas untuk selalu memperketat pengawasan, dan penertiban pihak-pihak yang mengambil keuntungan pribadi dari situasi wabah PMK ini,” ungkap Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan PMK di Jakarta, pada Selasa (26/7).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, dikhawatirkan pihak-pihak tersebut tidak menerapkan pengamanan biosecurity yang baik. Seperti keluar masuk dari dan ke dalam kandang tanpa melihat kondisi hewan yang ada di dalam kandang, sehingga mereka berisiko dapat membawa virus ke hewan ternak rentan PMK yang sehat.
Menurutnya penerapan biosecurity yang ketat dan tepat, menjadi salah satu upaya penting memutus mata rantai penyebaran PMK. Antara lain dengan desinfeksi berkala pada area dan alat-alat di peternakan. Hal ini dapat menggunakan bahan-bahan kimia yang mudah dan murah seperti asam sitrat dan asam borat. Kemudian, menerapkan pembatasan pengunjung untuk menekan penyebaran PMK oleh manusia.
“Perlu diperhatikan juga bahwa setiap orang yang ingin memasuki area peternakan tidak diperbolehkan mengenakan pakaian atau atribut yang sama untuk mendatangi beberapa kandang. Sehingga dapat mengurangi risiko virus PMK terbawa dan menginfeksi hewan ternak rentan,” lanjutnya.
Masyarakat diharapkan tidak khawatir berlebihan, dengan penanganan yang tepat PMK dapat disembuhkan. Oleh karena itu peternak harus proaktif melapor kepada petugas jika mendapati gejala PMK pada ternaknya. Agar ternak yang diduga terinfeksi PMK segera dilakukan pemeriksaan fisik dan pengobatan oleh medik veteriner dan paramedik veteriner.
Untuk itu, penanganan PMK sangat penting karena wabah ini sangat berdampak pada perekonomian nasional. Banyak peternak yang penghasilannya bergantung pada hewan ternak atau produk dari hewan ternaknya. Sehingga wabah PMK ini tentunya berdampak langsung bagi mata pencaharian utama para peternak.
“Oleh karena itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah harus peduli akan wabah PMK ini dan turut serta dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Selain itu, kami menghimbau kepada para Satgas dan petugas terkait di lapangan untuk menerapkan tindak pengamanan biosecurity yang ketat juga saat bertugas di area peternakan,” pungkas Wiku.(hp)