NEWSPEDIA. ID – Trauma bisa terjadi bertahun-tahun, terutama bagi penyintas bencana. Hal ini diungkapkan oleh Ahmad Guntur Alfianto, dosen di Stikes Widyagama Husada Malang, dalam acara Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR) Edisi 52 yang diadakan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur.

Ahmad Guntur Alfianto menjelaskan, PTSD adalah gangguan mental yang terjadi pada seseorang karena mengalami kejadian traumatis. Seperti bencana alam, kecelakaan, terorisme, perang atau pertempuran, pelecehan seksual, kekerasan dan sejenisnya.

“Ada beberapa masalah kejiwaan akibat bencana. Di antaranya cemas, susah tidur, depresi, psikosis, trauma, dan PTSD,” ungkapnya.

Ahmad Guntur Alfianto mengungkapkan, trauma bisa terjadi bertahun-tahun, bahkan bisa berlangsung seumur hidup. Hal ini biasanya terjadi pada bencana yang mengakibatkan jatuhnya korban cukup banyak.

“Seperti tsunami Aceh. Banyak penyintas yang mengalami trauma cukup lama,” ujarnya.

Ia mengatakan, ada beberapa tanda dan gejala PTSD yang bisa dialami oleh penyintas bencana. Untuk anak-anak di antaranya sering ngompol, regresi, sulit bicara, selalu ingin nempel pada orang terdekat, hingga menangis tanpa sebab. Sedangkan untuk dewasa tanda-tandanya adalah stresor, selalu mengingat peristiwa, menghindar, gejala gangguan pikiran dan perasaan, gejala reaktif seperti mudah tersinggung, dan gangguan sosial.

Ahmad Guntur Alfianto mengatakan, penanganan trauma penyintas bencana harus dilakukan secara komprehensif. Penanganan tersebut harus melibatkan tenaga profesional, seperti psikolog dan psikiater.

“Penyintas juga perlu mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman,” ujarnya.

Sementara itu, Koordinator SRPB Jatim Rahmad Subekti Kimiawan mengatakan, materi tentang PTSD yang disampaikan oleh Ahmad Guntur Alfianto sangat bermanfaat bagi para relawan.

“Materi ini akan menjadi tambahan ilmu bagi para relawan saat terjun ke daerah bencana,” ujarnya.

Ia mengatakan, para relawan harus siap menghadapi berbagai masalah kejiwaan yang dialami oleh penyintas bencana.

“Para relawan harus memiliki kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama pada masalah kejiwaan,” ujarnya.

Berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu penyintas bencana yang mengalami trauma:

Berikan dukungan moral dan emosional. Dengarkan cerita mereka dan biarkan mereka tahu bahwa Anda ada untuk mereka.

Bantu mereka untuk mencari bantuan profesional. Seorang psikolog atau psikiater dapat membantu mereka mengatasi trauma.

Ajak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mereka sukai. Hal ini dapat membantu mereka untuk mengalihkan pikiran dari trauma.

Dengan memberikan dukungan yang tepat, penyintas bencana dapat pulih dari trauma dan menjalani kehidupan yang normal.(hp)

Sharing is caring

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *